Sunday, April 22, 2012

Kata-Kata yang Terlanjur Dianggap Baku padahal Tidak

Saya bukan guru atau calon guru bahasa Indonesia atau yang mendalami bidang bahasa Indonesia, toh saya mahasiswa pendidikan matematika. (So what, cuy?heu). Tidak apa-apa kali ya, saya sekadar berbagi kesoktahuan saya sedikit dalam berbahasa atau lebih spesifiknya belagu mengingatkan kita semua tentang pemilihan kata-kata yang memang baku sesuai dengan aturan yang berlaku atau mudahnya kata-kata itu terdapat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) apalagi bagi mahasiswa yang sering bergelut dengan karya ilmiah, berbahasa yang baik dan benar harus benar-benar sudah dikuasai. (jangan nanya saya,heu)

"Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati terbentuk."

Sebagai bentuk kesoktahuan saya, di sini saya mengasmusikan kutipan di atas dengan mengaitkan kesesuaian kata-kata yang mengacu kepada KBBI. Nah, seringkali dalam banyak kasus orang menggunakan kata yang diasumsikan baku padahal jika dicari dalam KBBI kata tersebut tidak ada atau ada koreksi. Sebagai contoh yang tidak baik, penulis blog ini (saya) mengetikkan kata terlanjur pada judul entri ini padahal kata yang baku adalah telanjur. Berikut beberapa kata yang dimaksud (yang saya ingat saja). Yang dicoret berarti tidak baku dan lainnya baku.

  • sekedar - sekadar
  • resiko - risiko
  • standarisasi - standardisasi
  • silahkan - silakan
  • hakekat - hakikat
  • mempesona - memesona
  • merubah - mengubah
  • dll.
Masih banyak, tapi saya lupa. Untuk memastikan hal demikian saya sarankan untuk memiliki KBBI baik software maupun bukunya langsung belagu. Untuk software KBBI bisa didownload gratis di sini.